Cantik
Aku memandangi purnama yang beranjak
meninggalkan kita.
"cantik ya?" kataku.
Kau diam. Ku lirik ekspresi wajahmu dalam diammu. Kau tarik ujung bibirmu
sebelah kanan, membentuk sebuah senyuman setengah hati.
"Kenapa? kau tidak setuju denganku, bahwa purnama malam ini sangat
cantik?" Tanyaku sambil menyandarkan kepalaku ke bahu kananmu. Memandangi
bulan purnama yang memancarkan cahaya keperakan nan indah.
Kau masih diam. Menghadirkan sunyi yang diseling desah angin malam bulan
agustus yang dingin.
"Kau bisa lebih cantik dari purnama itu. Bahkan jauh lebih cantik..."
gumammu memecah kesunyian.
Aku mengerutkan dahi tak mengerti.
"Kecantikan hatimu" tambahmu.
"Kecantikan hatimulah yang aku ingin kau selalu mempercantiknya dari hari
ke hari. Kecantikan yang bukan hanya semalam seperti kecantikan purnama, bukan
kecantikan yang hanya bisa dilihat dari kejauhan seperti kecantikan bulan yang
kaukagumi"
Sejenak kau terdiam. Aku pun terdiam karena aku tahu, kau belum menyelesaikan
kalimatmu.
"Kecantikan hati yang selalu terpancar dan kurasakan, saat aku melihatmu
ataupun tidak, saat kita dekat atau saat kita jauh, saat ini, besok, lusa dan
saat saat kita menua bersama nanti. Aku ingin hatimu selalu cantik, selalu
pantas untuk dicintai. Percantiklah..." lanjutmu.
Aku mengerti. Bahwa butuh lebih dari sekedar blush on dan mascara untuk
membuatmu tetap mencinta sampai saat tak ada lagi rambut hitam yang tersisa,
sampai saat lutut ini tak mampu berdiri dan bergerak dengan leluasa. Aku ingin
kau tetap mencintaiku, mencintai hatiku sampai kapanpun juga...
Kau kecup jari jariku yang berada dalam genggaman tanganmu. Ku pandang
kedalaman matamu, dan senyummu. Dan aku tahu, senyummu dan bening matamu itu
jauh lebih indah dari purnama-purnama yang pernah aku lihat sepanjang hidupku.
Aku berharap kita selalu memperindah hati kita, menua bersama, dan saling
mencinta...
[100% fiksi, don't try this at home, kecuali kalian sudah menikah hehehe]
Ditulis untuk diposting sebagai status Facebook, 3 Agustus 2012
No comments:
Post a Comment