Tuesday, January 31, 2012

Berbincang Tentang Kerinduan


Aku ditanyai malam yang kelam tentang siapa yang kurindukan.Aku diam.
Rintik hujan dini hari dan desiran angin kali ini tak ikut menanyaiku. Ku rasa mereka mengerti. Aku benci mengakui pada malam tentang siapa yang kurindukan.

"Pentingkah?" tanyaku pada malam. Sinis. Malam tertawa.

"Siapa yang kau rindukan, itu sama sekali tidak penting!" katanya.

"Lalu??" aku bertanya geram.


Malam terdiam. Tetap terdiam meski angin dan hujan mencandainya.
Sunyi menyergapku selama sepersekian menit, sampai Malam bergumam...

"Rindu itu hadir karena ada harapan untuk bertemu"

Malam terdiam beberapa saat menghadirkan sunyi.

"Berhentilah berharap, itulah cara membunuh rindu" lanjutnya.

Malam mungkin telah menyaksikan jutaan manusia di dera rindu yang menyakitkan. Malam mungkin menjadi saksi jatuhnya air mata rindu laksana air hujan. Tapi malam tak pernah mengerti, meski rindu itu kadang menyakitkan, tapi rindu dan harapan adalah hal yang membuat kita bertahan hidup, bangun, dan tersenyum saat malam meninggalkan kita.


Padamu malam, ku katakan, aku rindu pada diriku sendiri, diriku yang dulu penuh semangat, yang menyambut hari dengan senyum, yang tangguh menghadapi tantangan demi meraih impian...

Ditulis untuk diposting sebagai status di Facebook, 31 januari 2012

Wednesday, January 25, 2012

Cintaku di Kampus Ungu


Kau, adalah yang pertama mempesonaku saat kupijakkan kaki untuk yang pertama kalinya di kampusku yang identik dengan warna ungu.

Waktu itu, kau yang berdiri di sisi barat gedung Fakultas, membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, jatuh cinta pada teduhmu.

Kau, yang kemudian selalu ku temui di hari-hari selepas matrikulasi. Dan kau selalu yang ku cari di sela-sela jadwal kuliah dan praktikum yang padat.

Kau kadang menjadi satu-satunya alasan untukku ke Kampus di sore hari. Hanya untuk bertemu kau.

Banyak kawan tak menyukaimu, tapi banyak pula yang sepertiku, tergila-gila padamu.

Dan tiba-tiba, hari ini, ingatan tentangmu hadir kembali...
Aku rindu...
Rindu pada manismu...

Kau, kuharap kutemukan yang sepertimu di sini...

[Kangen jambu mete, nyaris setelah lulus ngga pernah ketemu jambu mete lagi...]
Ditulis untuk diposting sebagai status Facebook, 25 januari 2012

Monday, January 23, 2012

Kau yang Berlalu

Masih kuhirup aromamu
Masih kulihat punggungmu
Kau yang berlalu
dari ruang di mana kita berbincang tentang waktu
Berlalu dari waktu
di mana kita mentertawakan hidup yang tak selalu lucu

Belum jauh kauberlalu
Masih kuhirup aromamu
Masih kulihat punggungmu

Berlalulah jika itu inginmu
Sebagai teman terbaikmu
aku berhak tahu
Bahwa pergimu
bukan karena terluka olehku

***
Masih kuhirup aromamu
aroma keringat yang sangat bau
Masih kulihat punggungmu
Dan lehermu
Yang penuh dengan panu
Bahumu
Penuh ketombe yang jatuh dari kepalamu
Aku masih melihatmu
Yang belum begitu jauh berlalu
Doaku untukmu
Smoga kau tak lupa pesanku
Untuk rajin mandi dan membersihkan tubuhmu
Agar tak menjadi bau
Dan teman2 jadi mau main denganmu
...
 Ditulis untuk diposting sebagai status Facebook 23 Januari 2012

Friday, January 6, 2012

Bertitip Pesan Pada Angin



Baru saja, beberapa menit yang lalu,
Angin berdesir di telingaku
Dan berbisik:
"Seseorang rindu padamu"
Lalu angin itu berlalu
Sebelum sempat aku bertanya
...

Kaukah itu?
Yang menitipkan bisikan rindu
Pada desau angin yang berlalu

Lalu, saat angin berdesir lagi
Dia berbisik sambil lalu
"Apa kabarmu?"

Lalu ku ambil selembar kertas
dan ku tuliskan:
"Kabarku baik. Aku sangat sibuk dengan kuliahku. Tak banyak waktu untukku bercerita padamu seperti hari-hari lalu. Kau pasti ingat, aku punya impian yang tinggi dengan ini. Meski kita tak lagi punya waktu untuk berbincang, tapi ku harap, sebagai sahabat terbaikku, kau selalu mendoakanku..."

Dan aku menanti angin
Saat angin berdesir lagi
Ku lepas terbangkan kertas itu
Berharap angin menyampaikan padamu
Dan,
Angin menerbangkan pesanku untukmu
Dan membiarkannya bertengger di pohon rambutan
Basah terkena air hujan

Lain waktu kita bertemu
Ajari aku
bertitip pesan pada angin

Wednesday, January 4, 2012

Rasa Tanpa Nama



Apakah kau selalu butuh nama
untuk setiap rasa yang kau miliki?

Apakah kau selalu mencoba
mendefinisi atas apa
yang sedang kau rasakan?

Sedih, pilu, luka,
Marah, suka, rindu
CINTA...

Hanya sedikit,
dari sekian banyak rasa,
yang beruntung: punya nama

Bukankah selebihnya
begitu banyak rasa
yang tak bernama?

Sebagaimana rasaku padamu

Aku memilih untuk
tidak menamai rasaku
Biarlah kunikmati rasa ini

Rasa yang mengantarkan aku
pada selengkung senyum dalam tidurku
pada tetes air mata dalam jagaku
pada doa-doa dini hariku
pada kesyukuran kepada Tuhanku
atas anugerah rasa yang tak bernama ini
 
Ditulis untuk diposting sebagai status Facebook, 4 Januari 2012